3 Alasan Kenapa Genteng Tanah Liat Bisa Bikin Rumah Adem Sepanjang Hari!

3 Alasan Kenapa Genteng Tanah Liat Bisa Bikin Rumah Adem Sepanjang Hari!

Genteng tanah liat telah lama menjadi pilihan utama untuk atap rumah di Indonesia, bukan hanya karena ketersediaannya yang melimpah, tetapi juga karena kemampuannya menjaga suhu rumah tetap sejuk. Berikut adalah tiga alasan utama mengapa genteng tanah liat efektif dalam membuat rumah lebih adem:

  1. Memantulkan Cahaya Matahari dengan Efektif
    Genteng tanah liat memiliki kemampuan memantulkan sinar matahari lebih baik dibandingkan dengan atap berbahan aspal. Warna dan jenis lapisan genteng memengaruhi tingkat refleksi panas. Misalnya, genteng merah tanpa glasir dapat memantulkan sekitar 33% energi matahari, sementara genteng berglasir bisa mencapai 70–80%. Sebaliknya, atap sirap aspal gelap hanya mampu memantulkan 5–15% sinar matahari.
  2. Menyediakan Aliran Udara yang Optimal
    Desain dan teknik pemasangan genteng tanah liat memungkinkan udara mengalir bebas di atas dan di bawah genteng. Dengan aliran udara yang lancar, panas dapat tersebar lebih cepat dan efektif, sehingga suhu dalam rumah tetap sejuk. Bahkan, genteng tanah liat diketahui menyebarkan panas hingga 70% lebih sedikit dibandingkan dengan sirap aspal saat musim panas.
  3. Memiliki Massa Termal Tinggi
    Tanah liat memiliki massa termal tinggi, yang berarti material ini memanas dan melepaskan panas secara perlahan. Pada siang hari, genteng tanah liat menyerap panas dan secara perlahan melepaskannya saat malam tiba, menciptakan efek pendinginan alami. Hal ini membantu menjaga suhu rumah tetap stabil sepanjang hari.

β˜€οΈ Kesimpulan:
Dengan kemampuannya memantulkan panas, meningkatkan aliran udara, dan memiliki massa termal tinggi, genteng tanah liat menjadi pilihan ideal bagi Anda yang ingin rumah lebih adem dan nyaman. Jika Anda sedang mencari solusi atap yang tahan lama sekaligus ramah lingkungan, Genteng Tanah Liat adalah jawabannya! 🏑✨

Sumber : www.detik.com

Asal Usul Genteng Sokka: Dari Stasiun Kereta ke Atap Rumah di Seluruh Nusantara

Asal Usul Genteng Sokka: Dari Stasiun Kereta ke Atap Rumah di Seluruh Nusantara

Siapa sangka, genteng tanah liat khas Kebumen ini punya sejarah panjang yang berawal dari sebuah stasiun kereta? Genteng Sokka bukan hanya sekadar atap rumah, tetapi juga simbol keandalan yang telah digunakan sejak zaman kolonial Belanda hingga kini.

Bagaimana Genteng Sokka Mendapatkan Namanya?
Nama Sokka berasal dari Stasiun Kereta Sokka yang berlokasi di dekat pabrik genteng pertama di Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan. Pada awal 1920-an, pemerintah Hindia Belanda mendirikan pabrik genteng untuk memasok kebutuhan atap pabrik gula yang tersebar di Pulau Jawa. Berkat jalur kereta yang strategis, genteng ini dengan mudah dikirim ke berbagai daerah dan mulai dikenal luas.

Seiring berjalannya waktu, penggunaan Genteng Sokka tidak lagi terbatas untuk bangunan industri, tetapi juga mulai dipasang di rumah-rumah penduduk. Bahkan, pada tahun 1955, genteng dan batu bata dari pabrik AB Sokka digunakan dalam pembangunan Masjid Istiqlal, yang kini menjadi salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara.

Ketangguhan Genteng Sokka yang Melegenda
Mengapa genteng ini bisa bertahan begitu lama? Jawabannya terletak pada tanah liat berkualitas tinggi yang hanya ditemukan di beberapa wilayah di Kebumen. Selain itu, proses pembakarannya menggunakan metode tradisional dengan suhu tinggi, memastikan genteng tetap kokoh dan tahan terhadap cuaca ekstrem.

Pada era Orde Baru, Genteng Sokka mencapai puncak kejayaannya. Banyak proyek pemerintah menggunakan genteng ini karena keandalannya yang sudah terbukti. Namun, popularitasnya mulai menurun akibat munculnya material atap modern seperti baja ringan dan genteng beton.

Masa Depan Genteng Sokka
Meskipun menghadapi tantangan zaman, Genteng Sokka masih tetap bertahan sebagai pilihan utama bagi mereka yang mencari kualitas dan ketahanan. Dengan apresiasi dan dukungan masyarakat terhadap produk lokal, genteng legendaris ini diharapkan bisa terus eksis dan menjadi warisan yang dilestarikan hingga generasi mendatang.

Jika Anda sedang mencari genteng berkualitas tinggi yang kuat, tahan lama, dan memiliki nilai sejarah, Genteng Sokka tetap menjadi pilihan terbaik! 🏑✨

Sumber : Inibaru.id

Genteng Sokka: Warisan Kuat yang Tetap Bertahan Hingga Generasi Mendatang

Genteng Sokka: Warisan Kuat yang Tetap Bertahan Hingga Generasi Mendatang

Sebagai orang asli Kebumen, saya merasa bangga setiap kali mendengar nama Genteng Sokka disebut. Ini bukan sekadar genteng biasa, tetapi karya luar biasa dari para pengrajin lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bisa dibilang, kalau dunia mode punya “Louis Vuitton”, maka dunia konstruksi punya “Genteng Sokka”β€”ikon keandalan yang sudah dikenal luas.

Bahkan, ada yang bercanda, “Kalau genteng Sokka bisa bicara, dia pasti bilang, ‘Aku udah capek, tapi masih kuat kok!’”

Apa Itu Genteng Sokka?
Genteng Sokka adalah jenis genteng tanah liat khas Kebumen, Jawa Tengah. Produksinya sudah dimulai sejak era kolonial Belanda sekitar tahun 1920 di Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan. Hingga kini, sentra produksi genteng ini tersebar di beberapa kecamatan seperti Pejagoan, Sruweng, Adimulyo, dan Kebumen.

Saking terkenalnya, merek AB Sokka sudah mendapatkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kemenkumham. Nama “Sokka” sendiri sudah seperti brand premium yang menjamin kualitas. Kalau atap rumah Anda menggunakan genteng ini, bisa dipastikan atapnya akan bertahan lebih lama daripada pemilik rumahnya!

Kenapa Genteng Sokka Bisa Begitu Awet?
Jawabannya ada pada kombinasi antara bahan baku berkualitas dan proses pembuatannya yang sangat detail.

  1. Tanah Liat Istimewa
    Tanah liat yang digunakan untuk membuat genteng ini bukan tanah biasa. Tanahnya memiliki kandungan mineral khusus yang membuatnya lebih padat dan kuat setelah dibakar. Pengrajin lokal bahkan bisa langsung tahu apakah tanahnya sudah siap diproses hanya dengan merasakannya di tangan!
  2. Teknik Pembakaran Tradisional
    Setelah melalui proses pencetakan dan pengeringan, genteng Sokka dibakar dengan suhu tinggi menggunakan metode tradisional. Pengalaman turun-temurun membuat para pengrajin tahu persis kapan genteng sudah matang sempurna. Jika terlalu cepat diangkat, bisa rapuh. Jika terlalu lama, warnanya bisa terlalu gelap dan kurang estetik.
  3. Ketelitian Para Pengrajin
    Setiap genteng melewati proses seleksi ketat. Bentuk, ketebalan, dan kualitas bakaran diperiksa satu per satu. Ini bukan sekadar industri, tetapi juga warisan budaya yang terus dipertahankan.

Daya Tahan Genteng Sokka yang Melegenda
Banyak rumah di Kebumen yang sudah berdiri selama puluhan tahun, bahkan sejak zaman kakek-nenek kita, tetapi gentengnya masih tetap utuh. Ketahanannya terhadap cuaca ekstrem menjadi alasan utama kenapa banyak orang tetap memilih genteng ini dibanding alternatif lain seperti atap metal atau beton.

Bahkan, ada pepatah lokal yang bilang, “Genteng Sokka bisa lebih lama bertahan daripada pagar rumahnya.”

Tantangan dan Masa Depan Genteng Sokka
Sayangnya, genteng tradisional seperti ini mulai menghadapi persaingan dengan material atap modern. Banyak generasi muda yang ragu untuk meneruskan profesi sebagai pengrajin karena melihatnya kurang menjanjikan secara ekonomi.

Namun, jika kita lebih menghargai produk lokal, genteng ini bisa tetap bertahan dan bahkan berkembang. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti rumah-rumah modern mulai kembali menggunakan Genteng Sokka sebagai simbol keunikan dan daya tahan.

Jadi, jika Anda sedang mencari genteng yang awet, tahan cuaca, dan punya nilai budaya tinggi, Genteng Sokka adalah pilihan yang tepat. Karena, memilih Genteng Sokka bukan hanya soal membangun atap yang kokoh, tapi juga ikut melestarikan warisan berharga dari tanah Kebumen. 🏑✨

Sumber : Kompasiana.com